Wednesday, September 8, 2010

Kalau Libur Jangan Lembur


Siapa yang setuju dengan judul di atas boleh angkat tangan. Mungkin sebagian besar kita 100% agree, atau malah menggeleng 180 degree. Terserah, sah-sah saja. “Libur-libur gue, apa urusan lu ngatur-ngatur!” Calm down, sabar dulu, Bro. Melalui tulisan ini, saya cuma pengen sumbang saran, sekalian ngisi waktu liburan.

Kalau libur jangan lembur. Emangnya kenapa? Bukannya justru kalau bisa lembur ngapain libur? Bila kita berpendapat demikian, setidaknya ada dua dugaan. Sebelumnya mohon maaf bila dugaan saya meleset, namanya saja dugaan.

Dugaan pertama: 'workaholic' is our middle name. Giat bekerja adalah hal utama yang tidak wajib dilakukan bila tidak ingin berhasil. Tekun, rajin, dan setia; kudu dilakoni bila ingin sukses. Sedangkan menjadi gila (baca: gila kerja), bukanlah jaminan mutlak keberhasilan. Sebenarnya, ‘giat bekerja’ dan ‘gila kerja’ adalah dua hal yang berbeda tapi nyaris satu jiwa. Seorang yang giat bekerja melakukan banyak pekerjaan; sementara seorang workaholic kerjaannya cuma satu, yaitu kerja. Gila kerja adalah giat bekerja stadium empat.

Dugaan kedua: kita sedang ‘ngejar setoran’. Saya mengerti betul bagaimana nikmatnya lembaran rupiah hasil lemburan, apalagi buat Lebaran. Tarifnya yang berlipat ganda, tak kunjung habis dibuat belanja. Kejar setoran adalah hal yang wajar, terlebih bagi yang sedang merajut masa depan yang mapan. Banyak kebutuhan, butuh banyak pemasukan. Bisa diterima?

Namun, bila kita termasuk si workaholic, di mana hobi utama kita adalah bekerja; alangkah baiknya di masa libur ini kita ‘kabur’ dari kemumetan kerja sehari-hari. Liburan adalah anugerah Tuhan yang mahal harganya. Jadi, gunakan menit-menit ini untuk mengistirahatkan diri, jangan sampai jam istirahat Tuhan yang lebih dulu berlaku.

Bagi kita ‘pengejar setoran’, lembur di hari libur pasti bukanlah hal baru, apalagi tabu. Mungkin saja kita terpaksa ‘berlari’ karena deadline that scared us to death, tuntutan ekonomi, profesionalisme, dan sejumlah alasan mulia lainnya. Akhirnya, mau tak mau kita tetap bekerja di hari libur. Tetap semangat, tetap lakukan yang terbaik, dan tetap makan siang bila sudah tiba waktunya.

Eh...kalau libur jangan lembur, berarti boleh sepuasnya tidur! Wah asyiikknya! Tunggu, jangan girang dulu, Gan. Masih ada satu pesan, yaitu: “Kalau libur jangan nganggur!” Sebab masa-masa tenggang seperti ini terlalu berharga untuk dihabiskan layaknya mengonsumsi barang gratisan. Kita bisa saja ongkang-ongkang di kursi goyang warisan eyang, dari subuh hingga petang. “Mumpung lagi libur,” begitu argumen kita. Tapi, setelah itu apa yang kita dapatkan selain predikat “malas” dari orang serumah? So, mau ngapain dong libur-libur gini?

Refreshing, cleaning and doing hobbies adalah tiga hal yang terbersit di paragraf terakhir ini. Refreshing berarti menekan tombol F5 diri kita berulang-ulang hingga kita benar-benar disegarkan, baik secara raga, jiwa maupun roh. Penyegaran jasmani dapat kita lakukan dengan beristirahat yang cukup, bertamasya ke luar kota, mudik ke luar negeri atau paling tidak studi banding dari mal ke mal. Penyegaran rohani dapat kita lakukan dengan bermeditasi, mengintrospeksi diri di hadapan Tuhan dan mensyukuri berkat serta penyertaanNya, yang selama ini terabaikan dalam keseharian kita. Cleaning adalah kegiatan bersih-bersih. Bersih-bersih kamar, almari dan isi tas yang selama ini teranaktirikan karena kita sibuk mencari nafkah. Cleaning juga berarti membuat komitmen baru untuk meninggalkan hal-hal yang kotor dalam diri kita. Sedangkan doing hobbies berarti melakukan hanya hobi yang postitif dan memberi nilai tambah, di antara hobi-hobi kita yang useless AKA non value added. Finally, happy holiday, Friends!

Prayer: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”

Writer’s note:

“The hardest thing in writing is not to find the idea, is not to find the perfect words, or to develop the topic sentence. But, the hardest thing in writing is to live accordance to what you have written. Thanks a lot for reading! “